Posts

Showing posts from July, 2017

Panglima

Image
7 TANTANGAN MENULIS - DAY-7   Aku memanggilmu panglima Yang meluluhkan hati tanpa sebilah pedang Melumpuhkan perasaan hanya dengan senyuman Tak pernah ku tahu bagaimana akhirnya bisa jatuh di pelukanmu Sejak perkenalan kita di sebuah dunia yang tak ku tahu sebutannya apa Aku tahu hatiku akan luluh, hanya menunggu waktu Namun hingga musim hujan berganti salju Tak jua ku dapati dirimu di hadapanku Hingga suatu ketika aku bertekad menemuimu Hanya untuk menyampaikan kata rindu Tapi sunggu lidahku keluh Tak dapat lagi mengucap sepatah kata Hanya bahagia yang mendekapku tatkala dirimu di hadapanku Tapi, rupanya itu hanya mimpi panglima, Kita tidak pernah bertemu Raungan rinduku tak pernah menembus hatimu Jeritan tangis dalam penantianku tak pernah menyadarkanmu Aku memanggilmu panglima Yang tak memiliki amunisi untuk memperjuangkan cintanya Karena hatinya telah dikalahkan dunia **** Aku ingin mendapatkan buku terbarunya M. Aan

Bismillah, Wujudkan Impianku ini Tuhan

Image
7 HARI TANTANGAN MENULIS - DAY 6 Jika ditanya apa harapan beberapa tahun ke depan??? Sederhana saja, sepuluh tahun ke depan aku sudah menikah dan punya anak. Tidak.. Tidak.. Bukan sesederhana itu harapanku dimasa depan. The first time yang ingin aku capai di sepuluh tahun ke depan, aku bisa MEMBAWA KEDUA ORANG TUAKU NAIK HAJI. Kenapa? Karena bagiku momen menyempurnakan rukun Islam akan sangat berharga ketika bersama kedua orang tua, terlebih jika itu aku dapat dari hasil jerih payahku bekerja. Next, aku ingin MENJADI PENULIS NOVEL BEST SELLER YANG DIFILMKAN, muluk-muluk memang sepertinya, tapi aku percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Then, aku ingin jadi lulusan S2 Leiden University. Semua orang bebas berharap dan bermimpi bukan??? Maka aku pun demikian. Menggantungkan mimpiku setinggi langit, berani menuliskannya, berani menceritakannya dan mengusahakan serta mendoakan. Jikapun aku tidak bisa meraihnya, setidaknya Tuhan telah mengganjar niat baikku. This life is so si

Amazing Girl!

Image
7 HARI TANTANGAN MENULIS - DAY 5 I’m sure that I was born to be amazing girl !!! Mungkin kalimat itulah yang membuat diriku menjadi over PD dan kadang suka seenaknya sendiri. Orang-orang di sekitarku selalu mengatakan bahwa aku adalah sosok yang ceria, sosok cerewet, humoris, dan suka nyeplos aja kalau berbicara. Ya, karakter terakhir itulah yang kadangkala membuat orang lain rishi, bahkan mungkin pernah tidak sengaja tersakiti hatinya. Menjadi anak Malang, mungkin memang identik dengan berbicara kasar, keras, blak-blakan, dan berbicara tanpa tedeng aling-aling alias blak-blakan. Itu juga yang pada akhirnya mempengaruhi gaya bicaraku. Seringkali tanpa sadar, aku mengeluarkan kalimat yang menurut orang lain itu ‘kasar. Dulu aku orang yang pemarah, tapi, setelah mendapat berbagai nasihat, aku dapat sedikit meredam emosiku. Namun, seringkali watak ini keluar jika aku sedang dalam tekanan tinggi. Jika sudah dalam mood yang buruk, aku menutup mulut rapat-rapat, dan menatap or

Teman Sosmed = Orang Asing ???

Image
7 HARI TANTANGAN MENULIS - DAY 4 Google Berbicara soal teman di media sosial, aku jadi teringat kutipan dalam kumcer karangan Farida Susanti “Tidak ada orang asing di dunia ini,” kalimat itulah yang akhirnya mengantarkanku pada pertemanan dengannya. Orang asing yang membuktikan bahwa kalimat itu benar adanya.

Sosok Idamanku

Image
7 HARI TANTANGAN MENULIS - DAY-3 Source: Google Jika ditanya karakter seseorang seperti apa yang aku sukai. Pasti baka aku jawab, semua karakter orang itu unik dan membawa kesan sendiri-sendiri. tapi, baiklah akan aku jawab tiga diataranya.

Dua Sisi yang Saling Melengkapi

Image
7 HARI TANTANGAN MENULIS-DAY 2 Orang-orang tahu kami selalu bersama. Dimanapun ada saya, di situ pasti ada Nana. Bagai tumbuk dengan tutup, bagai sepsang sandal yang tak terpisahkan. Aku mengenalnya sebagai gadis bersuara bagus saat kami menjadi siswa baru di salah satu SMP di kotaku. Gadis berperawakan kurus tinggi ini memang sosok yang ramah dan mudah beradaptasi. Dia mengambil hati banyak orang dalam waktu sekejap. Penampilan kami hampir bertolak belakang. Aku gemuk, pendek, dan sangat susah untuk berbaur dengan orang-ornag baru. Tapi, bersama nana aku terasa lengkap, dia menyelamatkanku dari kekauan. Tiga tahun duduk di bangku yang bersebelahan saat SMP, rupanya cukup membuat aku dan Nana semakin dekat. Kami mengikuti banyak ekstrakurikuler yang sama. Mulai dari OSIS, jurnalis, pramuka, Go Green, dan masih banyak lagi. Ketika hendak masuk ke jenjang yang lebih tinggi, sebenarnya kami memiliki pilihan sekolah yang berbeda. Sayangnya, takdir pada akhirnya melemparkan kita

Tiga Film Yang Paling Berkesan

7 HARI TANTANGAN MENULIS (DAY-1) Jika ditanya tentang film yang paling berkesan, satu film yang terlintas di pikiranku adalah film Terbelahnya Bulan di Langit Amerika. Ya, tentu saja bagiku film itu berkesan karena menguak sisi lain benua Amerika. Udah nonton berkali-kali, tapi tetap saja menyenangkan. Kisah cinta Rangga dan Hanum begitu menyentuh, mereka berjuang bersama dan saling menguatkan. Ditambah lagi kisah menyentuh istri tertuduh teroris yang diperankan oleh Rianty cukup membuatku ikut sesak. Meskipun film ini tidak sebagus yang aku baca di novel, tapi tetap saja bagiku ini film yang menginspirasi. Film lain yang berkesan adalah film Habibi Ainun 2. Setelah dibuat melting di Habibi dan Ainun, serial kedua dari kisah Bapak Bj. Habibi ini terasa lebih menggugah jiwa. Perjalanannya selama menempuh pendidikan di negeri Jerman dan perjuangannya ketika kembali ke Indonesia membuat air mata bertumpah ruah. Bayangkan saja, tidak semua orang akan sanggup menjalani hidup penuh li

Ramadlan ala Pondok'an VS Rumahan

Image
Ramadlan tahun ini (1438) H terasa berbeda bagiku, of course. Ini pertama kalinya menghabiskan ramadlan di tanah rantau. Menyandang status santri dan buka sahur bersama setiap hari. Euforia menyambut ramadlan sangat terasa ketika berada di pondok. Segala sesuatu kita persiapkan jauh-jauh hari. Mulai dari membiasakan diri bangun shalat malam, membersihkan pondok secara menyeluruh (Ro’an Akbar), menyiapkan mental untuk menghadapi jadwal ngaji yang berlipat-lipat, dan banyak lagi. Ketika ramadlan tiba, rasa haru sempat menyelimuti diriku. Home sick pastilah. Biasanya sahur buka selalu diladeni ibu, sekarang harus nyiapin semuanya sendiri. Kebetulan, aku tidak mengikuti sepuluh hari pertama, karena ada jatah bulanan. Jadi, aku hanya merasakan bahwa ramadlan waktu kita mengaji lebih banyak, itu saja. Barulah setelah hari ke sebelas. Aku merasakan betapa luar biasa ramadlan di pondok. Bayangkan saja, kita harus naik-turun dari lantai 4 ke lantai 1 kurang lebih 7-8 kali sehari. Mula