Cintaku dan Anjing Kurap yang Ku Bunuh
Still Love You (ilustrasi) Akan lebih baik jika ku ceritakan ini pada anjing kurap di ujung sana itu, Bang. Dia tak akan peduli memang, dan aku tak akan mendengar tanggapannya. Tapi, setidaknya aku bisa meluapkan segalanya dan membunuhnya ketika aku telah benar-benar jenuh. Itu akan lebih baik bagi perasaanku. Apa yang ku tunggu selama ini? Entahlah. Kita akan berbicara sebatas konteks antara aku, dan kamu yang sesama manusia. Yang tercipta dari sesuatu yang sama menjijikkannya. Ini bukan tentang kepemilikan atau dari mana kita tercipta. Tapi, ini tentang cerita yang ternyata belum ku tuntaskan sejak setahun lalu. Ah iya, mungkin sudah hampir dua tahun. Biarlah kau tak mendengarnya. Aku bicara pada anjing kurap itu saja. “Njing, apa Dirimu pernah jatuh cinta?” bodoh! Kau pasti pernah. Ketika kau melet dengan penuh nafsu dan matamu nanar juga nafasmu yang mengendus ingin menerkam betinamu, itu cinta, Njing namanya. Kau, bisa saja mengawininya tanpa lamaran, ijab qobul,