Posts

Showing posts from March, 2016

Aku, Hujan, dan Dia

Image
Di depanku turun jutaan air yang jernih Membuat dingin di tubuhku Di sampingku, berjajar siswa yang sedang sibuk mengurusi kuliahnya Agak jauh di sana, seorang lelaki berkacamata berdiskusi dengan salah seorang dari mereka Itu Kamu Lelaki yang aku doakan siang malam Yang datang dalam mimpiku akhir-akhir ini Seseorang yang aku rindukan dalam diam Aku batin dalam sepi Aku pandang dalam bayang Lelaki yang istimewa di akhir masa sekolahku Aku dan dia menikmati hujan yang sama. Menikmati bunyi sahut-sahutan air yang jatuh, menyejukkan Meski bising, aku masih bisa mendengar suaranya Tawanya, yang semerdu rerintik hujan siang ini Masih bisa membau tubuhnya, yang seharum bau tanah basah terkena tetasan hujan Masih bisa mlirik senyumnya, saat dia tengah asyik mengabaikanku Aku menikmati hujan yang sama dengannya Bersama desir kebahagiaan yang tak terkirakan Bersama debar jantung yang beritme lebih cepat dari pada saat aku berlari menemuinya. Bers

Fenomena Gerhana Matahari di Desa Sidorejo

Image
web - viva.co,id Gerhana matahari total yang terjadi pada 9 Maret lalu menghebohkan banyak kalangan, bahkan membuat manusia dari negara lain berbondong-bondong datang ke Indonesia. Berbagai cerita pun muncul, seperti jembatan ampera yang dipenuhi lautan manusia, mendirikan shalat gerhana , atau berlomba menyaksikan momen gerhana matahari menggunakan teleskop seperti di Jawa Barat. Akan tetapi, antusiasme seperti itu tidak saya temukan di daerah saya, di Desa Sidorejo Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. Dusun Sidoayu, salah satu dusun yang berada di desa tersebut bersama-sama mengadakan shalat gerhana dengan imam KH. Mudlafir (tokoh agama setempat). Pukul 06.30, jamaah sudah mulai memadati Masjid Miftahul Huda. Shalat gerhana dimulai pukul 07.30 WIB. Antusiasme warga tersebut dikarenakan shalat sunnah tersebut belum tentu dapat mereka laksanakan lagi hingga puluhan tahun mendatang. Seusai shalat gerhana, warga berebut menyaksikan gerhana matahari secara langsung menggunakan

Mengais Keberuntungan di Depan Toilet Stadion Kanjuruhan

Image
DOKUMENTASI : Bu Sri Dibalik kesan meriah dan menguntungkan di KSD, ada seorang ibu tua yang menggantungkan hidupnya pada lembaran lima puluh ribu rupiah yang ia dapat di Kanjuruhan Sport Day setiap minggunya. Ialah Ibu Sritianti, warga Kecamatan Ngajum yang berprofesi sebagai penjaga toilet umum di sebelah pos keamanan sebelah barat Stadion Kanjuruhan. Ibu berusia 59 tahun ini telah menggeluti pekerjaan tersebut selama 3 tahun. Ia berjaga mulai Sabtu pagi hingga Minggu sore. Ibu Sri adalah salah satu dari sekian banyak orang-orang lanjut usia yang menjadi penjaga toilet umum. “Saya itu di sini buruh. Saya diminta bos saya untuk bekerja menjaga toilet ini Sabtu dan Minggu. Ya, lumayanlah Nduk daripada diam di rumah,” jelas Bu Sri ketika ditanya tentang bagaimana ia mendapatkan pekerjaan itu. Setiap selesai berjaga, ia harus menyerahkan uang hasil berjaga di toilet kepada majikannya. Barulah ia akan mendapat upah dari kerjanya. Jika uang hasil pengunjung toilet berjumlah b

Dibalik Layar #12menit

Image
EKSLUSIF - Setelah puasa prestasi selama dua tahun, tim mading #12menit akhirnya bisa menyantap nikmatnya kemenangan di ajang M-teens School Competition 2016. #12MENIT bersama pembina seusai pengumuman juara Kabar baik datang dari tim mading 3D MAN Gondanglegi. Pada kompetisi MSC yang dilangsungkan di Graha Cakrawala UM, 2-5 Maret kemarin, tim dibawah bimbingan Bapak Yuli Irawan tersebut berhasil meraih juara 3. Setelah dua tahun gagal pada kompetisi serupa, tahun ini mereka benar-benar mempersiapkan mading mereka dengan baik. Meskipun proses pembuatannya terhitung singkat, yakni kurang dari dua puluh hari, namun, mereka dapat membuktikan bahwa kreatifitas dan kinerja mereka tak dapat diremehkan.  Tema Lifestyle yang ditentukan oleh panitia mereka spesifikasikan dengan mengangkat tentang Gadget bertajuk LGBT (Lifestyle, Gadget, Booming, Technology). Belajar dari tahun-tahun sebelumnya, mading tim #12menit kali ini benar-benar terlihat 3D dan detail. Display mading merek

Alinkah Alea?

“Alin tunggu!” Mey berlari tergopoh menyusulku. “Aku bareng pulang ya!” ucapnya ketika sampai di sampingku. Aku mengangguk dan terus berjalan. “Eh, Lin. Aku mau curhat nih ke kamu.” kata Mey dengan wajah kusut. “Curhat apa?” “Ferdi punya seret admirer !” langkahku langsung terhenti. Permen yang kumakan terasa berhenti di tekakku. “Kenapa berhenti?” tanya Mey. “Tidak apa-apa. Ayo cepetan pulang, keburu hujan nih!” ajakku mengalihkan pembicaraan. “Pokoknya aku penasaran sama cewek yang naksir Ferdi. Semua orang di kampus kan udah tahu kalau Ferdi itu pacar aku. Berani banget dia main sambar begitu saja.” “Emang Kalian sudah pacaran?” “Ya… Ya… belum. Tapi, kan kita udah punya komitmen. Tinggal tunggu waktunya dia nembak aku.” Mey terus mengomel sesampainya di kos. Kupingku sampai dibuat panas olehnya. Sudah dua jam yang lalu dia memulai cerita ini, dan belum selesai sampai sekarang. “Udahlah, Mey. Yang penting Ferdinya nggak kepincut sama tuh cewek kan? Ngapain diributi