Berkias Tanpa Majas
Perkakas kuas
berkias
Ku utarakan
rasa didalam dada
Lewat satu
demi satu lengkungan lengan
Ku goreskan
tinta tak berupa
Di atas kertas
tepian peringas
Inilah caraku
Caraku menguakkan
Segala ungkapan batin dalam nestapa derita
Dia tahu
segalanya
Segala tangis
tawa ditengah kandasnya rasa dalam jiwa
Ku katupkan
pelupuk mata ini
Ku buka pintu
hati yang masih tertutup
Ku genggam
benda kecil berujung benang bulu
Sekelebat bayang melintasi ruang memoriku
Setitik aroma jiwa menggugah mata batinku
Menuntun jemari melengkungi kertas putih tak
bernoda
Hingga ku ciptakan satu keabadian rasa
Membuat birahi membaca hati
Mengikis rasa dalam pandangan yang nyata
Begitu
bersahaja ku tuntun tinta pelangiku
Begitu ikhlas
ku lepas tangan untuk menghias
Bersama
lembutnya gerak sapuan kuas
Yang menyapu
setiap celah putihnya kertas
Inilah aku
Berkias tanpa
majas
Tak harus
bermajas
Untuk bisa
berparas
Berparas
cantik indah menawan
Memberi pelangi
bagi pasang mata yang memandang
Karena inilah
untai perasaanku
Tanpa nada
tanpa irama
Cukup dengan
sapuan kuas kecilku
Untuk bisa
menghasilkan satu karya baru
Dimasa
remajaku
Itulah,
Kiasan rasa
cinta pertamaku
Yang tak hanya
dapat ku puisikan
Namun juga
indah ku lukiskan
(2012)
*Proud sekali dengan karya ini, karena aku menciptakannya saat aku kelas VIII, tanpa berfikir dan mengalir begitu saja, dengan sajak yang sampai saat ini belum bisa ku ulangi.
Comments
Post a Comment