Sepi, Jemput Aku Pulang


Sepi, Jemput Aku Pulang

dan sesungguhnya cinta,
Tak ada yang lebih sepi dari kesepian itu sendiri
Saat tak banyak orang yang mendengar suara rintihan kita
Pada saat yang sama bumi enggan bersuara,
angin enggan berdesir
Sedang ragamu telah menjadi fosil
Dan kenanganmu telah terurai menjadi setumpuk abu

Tatkala aku termenung,
Menyadari bahwa esensi kesetiaan hanyalah kesengajaan yang dibuat dengan keterpaksaan
Bahwa janji tak selamanya harus ditetapi
Karena hidup tak selamanya harus berjalan sesuai rencana

Kau dimana?
Jauh
Lenguhku tak sampai pada telingamu
Jangkaku tak sampai pada titikmu
Sedang suaraku hanya samar terdengar dari atas bukit masa lalu yang lapuk
Rusak tak terurus

Ingin sekali lagi kumenggenggam tanganku
Agar bukan hanya matamu yang kubayang
Agar bukan hanya suaramu yang terngiang
Agar kefanaan menisbikan dirinya  sendiri
dan dapat kulihat nyata wujudmu gagah meenatap matahari

Jemput aku pulang
Kembalikan aku pada keniscayaanku
Sebelum mencintaimu
Pada renda kehidupan yang putih tanpa ternoda kerinduan padamu

Jemput aku
Bawa aku kembali pada pangkuan kesendirian
Kehampaan, kesunyian
Tanpa harus lagi terngiang suaramu
Tanpa harus kumenanti kapan datangmu
Biar mataku juga buta dari memandang bayangmu

12/9/18

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel “Hujan” Karangan Tere Liye

Perjuangan Tanpa Batas Sang Jenderal (Review Film Jenderal Soedirman)

Kirab Haul Mbah Sogol: Momentum Memutar Ulang Sejarah