Apakah Islam Penemu Amerika? (Resensi Film Bulan Terbelah di Langit Amerika 2)
Source: GOOGLE |
Judul : Bulan Terbelah di Langit Amerika 2
Produser : Ody Mulya Hidayat
Sutradara : Rizal mantovani
Penulis : Hanum Rais, Rangga lmahendra, Alim Duio,
Baskoro Adi
Pemain : Acha
Septriasah sebagai Hanum, Abimana Aryasatya sebagai Rangga, Nino Fernandez
sebagai Steven, Rianti Cartwright sebagai Azima Husein, Ira Wibowo sebagai ibu
Azima, Hannah Al Rashid sebagai Jasmin, Boy William sebagai Peter Cheng, Hailey
Franco sebagai Sarah Hussein
Genre : Drama
Sekuel dari
film Bulan Terbelah di Langit Amerika ini merupakan lanjutan dari cerita
perjalanan Hanum dan Rangga. Sepasang kekasih yang menjelajahi Benua Amerika
dan berusaha menemukan jejak-jejak Islam di sana.
Setelah
menyelesaikan tugasnya mencari kebenaran kasus yang menimpa Julia Collins, Hanum
dan Rangga berniat kembali ke Wina. Namun, atasan Hanum kembali memintanya
untuk mencari bukti bahwa Islam yang menemukan benua Amerika 100 tahun sebelum Colombus
mendarat di sana. Hanum dan Rangga pun memutuskan untuk kembali ke San
Fransisco.
Keduanya
memulai penjelajahan dengan bantuan Azima. Di China Town, Hanum menemukan
seseorang bernama Peter Cheng yang memiliki bukti sejarah berupa koin yang
merupakan peninggalan pelaut muslim itu. Azima mengantarkan Hanum bertemu
seorang kolektor untuk menanyakan keaslian koin itu. Siapa sangka, kolektor itu
justru menjadi ancaman bagi Hanum. Hanum mulai diikuti oleh sosok lelaki yang
tak dikenalinya.
Suatu hari,
ketika Hanum dikejar oleh lelaki itu, Yu Sin berdalih menolongnya, tapi, ia
justru dibawa ke sebuah markas yang berisi lelaki tua dan lelaki yang
mengejarnya tadi tadi. Barulah Hanum menyadari bahwa selama ini dirinya
dijebak. Sekeluarga itu menginginkan koin yang berada di tangan Hanum. Mereka
adalah keuturunan Muslim Hui yang tinggal di Amerika. Muslim Hui inilah yang
pertama kali menduduki Amerika.
Lelaki Hui
itu bercerita bahwa dulu, ketika mereka masih tinggal di China, mereka adalah
korban dari revolusi kebudayaan orang-orang komunis. Ia dan ketiga anaknya memutuskan
untuk mengungsi ke benua Amerika. Akibat penyerangan itu, seluruh catatan
bersejarah suku Hui dibumi hanguskan dan menghanguskan warisan China yang
luhur.
Pelaut muslim
Hui adalah pelaut yang hebat. Islam dan Hui adalah dua hal yang berbeda, Islam
adalah agama, dan Hui adalah kebudayaan. Saat ini, peninggalan budaya mereka hanya
tersisa koin yang berada di tangan Hanum itu. Ia meminta agar Hanum mempertimbangkan
keberadaan koin itu. Ia memiliki pilihan untuk menyerahkan koin itu pada bosnya
atau mengembalikannya pada keluarga Hui yang masih tersisa. Dia juga berkata
“Silahkan Kau ambil koin itu, dan tulis pada dunia tentang Hui yang hebat!” Salah
satu anaknya adalah Peter Cheng, ia bernama asli Zhao Lei, anak sulung itu
sangat berkeinginan kembali ke China untuk melihat makam ibunya. Kelaurganya beRanggapan
bahwa Peter sengaja menjual koin itu unutk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya
agar bisa ke China.
Konflik
antara Hanum dan Rangga tidak hanya sebatas dalam persoalan meneukan bukti itu.
Konflik rumah tangga mereka juga turut mewarnai perjalanan mereka. Rangga dan Hanum
yang melakukana progam memiliki anak harus rela menunda progam mereka akibat
kesibukan Hanum. Setelah Hanum menceritakan semuanya, maka Rangga berkata, “Aku
tidak bisa menyelesaikan masalahmu. Tapi, aku akan selalu menemanimu melewati
semua itu.”
Kelanjutan
dari perjalanan hidup Azima atau Julia Collins juga diceritakan dalam film ini.
Setelah masalahnya usai di New York, ia memutuskan pindah ke San Fransisco
untuk memperbaiki hubunggannya dengan sang ibu. Pernikahan Julia dengan Hussein
membuat dirinya harus terpisah jauh dari ibu dan ayahnya. Sang ibu tidak
merestui pernikahan mereka karena perbedaan keyakinan. Keputusan Julia untuk
pindah keyakinan semakin membuat ibunya – yang merupakan seorang penganut
Kristen yang taat – geram. Berita tentang tuduhan Hussein seorang teroris yang
terlibat dalam serangan 9/11, membuat ayah dan ibunya bertengkar hebat hingga
sang ayah meninggal lantaran penyakit jantung yang dideritanya.
Setelah
kematian ayahnya, sang ibu tidak lagi mengakui Julia sebagai anaknya. Dia
mengurus panti asuhan untuk emngisi sisa masa tuanya. Ketika Julia dan sarah
menemuinya, wanita itu menolaknya dan benar-benar membencinya. Hingga suatu
ketika, Julia mmeberikan kotak berisi surat yang dikirim suaminya kepada Julia
sekaligus surat-surat dari Hussein, menantu yang selalu menyaynginya selayaknya
ibu kandung.
Di sisi
lain, film ini juga menceritakan kelanjutan hubungan Stefen dan Jasmin. Setelah
mengetahui kehamilannya, Jasmin meninggalkan Stefen dan terbang ke San
Fransisco. Karena kegalauan Stefen yang berkepanjangan, Rangga pun mengajak Stefen
untuk ikut bersama mereka ke San Fransisco. Di sana, ia mengetahui bahwa Jasmin
telah tinggal serumah dengan seorang lelaki. Ia mengira bahwa lelaki itu adalah
suami Jasmin. Ia juga mengira bahwa Jasmin sudah menggugurkan kandungannya dan
tidak lagi mencintai Stefen. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Lelaki yang
tinggal dengan Jasmin adalah seorang guy yang merupakan teman dekat Jasmin.
Jasmin pun masih mencintai Stefen dan menjaga anak dalam kandungannya.
Sedangkan
masalah progam anak Rangga dan Hanum, tidak diceritakan dalam film ini. Namun,
jawabannya dapat dilihat pada dunia nyata. Setelah sebelas tahun menanti,
pasangan itu akhirnya dikaruniai seorang momongan yang lahir pada 12 Desember 2016 .
Pasangan
ini akhirnya berhasil menyatukan belahan bulan yang terpisah. Antara seorang
anak dan ibu, antara sepasang kekasih, dan mengembalikan bukti sejarah yang
sangat berharga kepada empunya.
Sebuah film
yang menakjubkan bagi saya. Saya sudah jatuh cinta pada film pertama Hanum yang berjudul 99 Cahaya di Langit Eropa, dilanjutkan dengan kedahsyatan Bulan
Terbelah di Langit Amerika, dan film ini. Perjalnan mencari jejak-jejak Islam
di benua Eropa dan Amerika yang banyak dilupakan oleh orang. Sejarah yang
terkubur oleh waktu. Film-film ini berhasil membuat saya semakin penasaran
untuk menggali Islam lebih jauh.
Karakter
Acha dalam memerankan Hanum membuat film ini semakin menarik. Ketegasan dan
keberanian seorang wanita yang patut dicontoh. Jika hanya membayangkan
bagaimana persoalan yang dihadapi Rangga dan Hanum, rasanya tidak akan sempurna
jika tidak menontonnya langsung. Penonton juga akan dimanjakan dengan
pemandangan San Fransisco yang indah. Terlepas dari semua kekurangan dalam film
ini, saya berpendapat film ini layak dijadikan tontonan untuk orang-orang yang
mengaku Islam namun enggan mengenali Islam dan sejarahnya lebih jauh.
Comments
Post a Comment