Pesona Fahri 'Fedi Nuril' Dalam Film AAC 2


Melongo aja masih mempesona lho... (Google)


Mengapa sosok Fahri bisa menjadi begitu memikat dalam film AAC 2? Mungkin karena beberapa hal ini.

Ø  Fahri adalah lelaki good looking
Pasti semua sepakat jika Fahri adalah lelaki good looking yang sekalipun tidak begitu tampan tapi pesonanya luar biasa. Wajahnya khas Indonesia dan tegas. Jadi, wajar jika para jomblowati atau bahkan semua kalangna wanita akan menjerit ketika bertemu makhluk seperti ini.
Ø  Lelaki smart
Siapa sih yang nggak ingin punya pasangan smart? Keberhasilan fahri memperolah beasiswa di Al-Azhar dan kemudian direkrut menjadi dosen di Edinburgh University membuat namanya semakin berkilau. Konon, lelaki berpendidikan akan lebih bisa menghormati wanita.
Ø  Fahri sosok yang sholih
Dilihat darimana? Terbukti, perilaku Fahri menunjukkan orang yang taat kepada perintah agama, bukan hanya pandai berkhutbah. Dia tidak mengumbar dalil namun langsung memberi contoh. Terlebih dalam adegan sholat berjamaah, dia membtulkan bacaan imam yang salah tanpa lipsinc. Iya nggak sih? Siapa yang nggak melting sama lelaki seperti ini cobak?
Ø  Dermawan
Kedermawanan Fahri tidak perlu ditanyakan lagi. Dirinya rela mmebayari privat biola Keira, dan membeli rumah nenek Catharina secara Cuma-Cuma.
Ø  Penyabar dan selalu berpikir positif
Ketika mobilnya dicorat-coret oleh Keira, barang di swalayannya dicuri oleh Jason, dan dirinya dihina oleh temen-teman Brenda, Fahri tetap bisa mengontrol emosinya dengan baik. Bahkan dia mencari alasan dibalik sikap orang-orang yang selalu berbuat jahat padanya. Kemudian menyelesaikan masalah mereka satu persatu.
Ø  Toleransi yang tinggi
You can see lah bagaimana Fahri mengantar nenek Catharina hingga sampai di tempat ibadahnya, padahal ia seorang yahudi yang tidak selalu berburuk sangka pada Fahri. Karena kebaikan Fahri pada nenek Catharina inilah yang membuatnya tertolong saat debat ilmiah. Jika saat itu nenek Catharina tidak membelanya, mungkin Fahri akan mati berdiri dibantai orang-orang yang benci terhadap islam tersebut.


Namun tetap saja, memiliki lelaki seperti ini harus waspada terhadap tikungan yang ada dari mana saja. Terlebih, Fahris sepertinya juga sosok yang tidak terlalu peka pada perhatian wanita, seperti lelaki pada umumnya. Upsss :D

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel “Hujan” Karangan Tere Liye

Perjuangan Tanpa Batas Sang Jenderal (Review Film Jenderal Soedirman)

Kirab Haul Mbah Sogol: Momentum Memutar Ulang Sejarah