At-takrir Chashola Takhsil ~ Pengulangan Membuahkan Hasil
Setiap orang memiliki pilihan sendiri, namun, belum tentu pilihannya
itu menjadi kepastian yang diberikan oleh Tuhan. Begitulah kiranya gambaran
dari kisah teman saya yang yang satu ini.
Yukha Afina Firdausiyah, panggilan akrabnya Yukha atau sebut saja
dia Yayuk. Pertama kali mengenalnya ketika kelas X dan kebetulan kita satu
bangku. Mulanya, gadis canti asal Turen ini berniat melanjutkan pendidikan SMA
nya di Al Munawariyah, yayasan tempat dia sekolah SMP dahulu. Namun, ayahnya
justru mendaftarkannya di MAN Gondanglegi. Dia bilang, tidak tahu menahu urusan
pendaftaran. “Aku mah nurut aja,” begitu katanya. Begitu masuk di MAN, sama
halnya dengan pengalamanku dahulu, dia juga terkejut ditempatkan di XH. The
surprised thing yang nggak pernah kita duga sebelumnya.
Beranjak kelas XI, Yukha mulai bingung menentukan jurusan. Aku tahu
sendiri lah bagaimana dia ngisi angket penjurusan tidak pernah sama. Kadang
yang jadi prioritas IPA, Bahasa, tapi pada akhir-akhir dia lebih tertarik ke
IPS. Hingga pada suatu pagi yang menghebohkan, disaat daftar penjurusan sudah
ditempelkan, dia begitu tercengang namanya ada di kelas XI IPA 1. Yuhuuuu….!
Masih aku ingat bagaimana kebingunganmu saat itu, Yukha.. tapi, dia bisa
menyikapinya dengan baik. Buktinya, dia bisa lulus Aliyah dari jurusan IPA kan?
Selain sebagai pelajar yang berkutat dengan buku-buku tebal, dia
juga seorang aktivis lho. Yukha adalah salah satu pengurus OSIS MAN Gondanglegi
yang menjabat selama dua tahun. Disamping itu, dia juga menjadi bagian dari
redaktur OASE mulai dari kelas sepuluh. Bisa dibayangan bagaimana sibuknya anak
kece yang juga menjadi santri PP Al Hamidiyah ini. Keseringan, dirinya bingung
mana yang harus dirpioritaskan, antara OSIS ataukah Jurnalis. Bahkan, pernah
menjadi isu bahwa dirinya akan direshuffle dari OSIS. Namun, rupanya Tuhan
masih menghendaki Yukha tetap berada di OSIS sampai akhir masa baktinya.
“Sering banget kalau pas rapat OSIS kebarengan sama di Jurnalis. Jadi, bingung
harus ikut yang mana.”
Ciwi cantik ini juga pernah menyusun karya ilmiah IPS bersama
timnya. Dari sana, dia semakin mendapatkan pengalaman, belajar dari kakak
kelasnya yang sudah menjuarai LKTI Nasional. Meski sempat ogah-ogahan ikut KTI,
tapi, hal itu bisa dia selesaikan dengan baik.
Sebagai aktivis, tentu dia menjadi public figur dan banyak orang
mengenalnya. Pribadinya yang supel dan mudah bergaul membuatnya banyak
mendapatkan teman. Dia mengatakan banyak keseruan bersama teman-temannya selama
di Aliyah. Terlebih bersama temannya Qolbi (Ini asli pengakuan Yukha lho
pemirsa, bukan karena saya ngeksis :D :D ) memang, kita sering jalan bareng,
entah kemana pun itu dan entah tujuannya apa tidak tahu pokoknya kita sering
jalan bareng. Mulai dari nongkrongin toko es krim, pasar Gondanglegi, ngemper
di depan tempat foto copy, sampai yang paling jauh jalan ke UIN Press. Hahaha
:D emang setel banget deh kita berdua. Maafkan aku yang sudah bikin Kamu suka
jalan-jalan, Yuk. :D bahkan, pernah sekali waktu kita mau ke Malang Pos,
kesasar sampai Rampal, padahal kantornya ada di Sawojajar, saat itu hujan
lebat, plus angin dna petir. Huuu rasanya sesuatu banget. Pas sampai di
kantornya, yang kita cari tuh gaada, jadi zonk dan kita ke Malang saat itu
cuman jalan-jalan nggak jelas. Pernah juga pas jalan ada polisi sedang
beroperasi. Si Pak Polisi udah di depan mata banget, untungnya aku langsung
membelokkan sepedaku ke rumah warga terdekat. Nggak kena tilang deh. Haha :D
Bicara soal teman, rasanya nggak afdhol deh kalau nggak berbicara
tentang asmara sekalian. Hehe :D sebagai seorang remaja yang normal, tentu ciwi
cantik ini juga pernah menjalin asmara dengan lelaki. Siapa dia?? *Disensor*
Pernah juga giphp-in sama kakak kelas. Uhuyy :D (Ini beneran udah dapat
persetujuan Yukah lho ya) yah, siapa sih cewek yang nggak ngiler kalau ada
kakak kelas yang lumayan berbobot otaknya tiba-tiba ngejar kita? pasti semua
pada seneng lah. Tapi, justru itulah yang menjadi masalah. Ketika si Yukha
sudah mulai terpikat, si kakak kelas justru mempromosikan kekasihnya. Bisa
dibayangin ya gimana sakitnya. So, kalau Kalian nemu kakak kelas yang tiba-tiba
ngejar Kalian, jangan dulu percaya deh.. :D
Tapi, meskipun pernah pacaran, dia menyadari bahwa pacaran bukan
menjadi hal yang prioritas. Sekolah dan ngaji harus menjadi prioritas utama. “Nggak
usah pakai keluar bareng segala, atau kencan atau bagaimana lah. Lewat sosial
media saja sudah cukup.” Begitu katanya. Ini nih yang patut dteladani. Selama
kita belum menikah, tentu kita masih bisa bergonta-ganti gebetan, makanya nggak
usah terlalu mecintai seseorang secara berlebihan. Belum tentu jodoh kan?
“Cobaan akan menjadikan syukru kita lebih banyak”
Setelah berbicara tentang masa aliyahnya Yukha, now aku akan
menceritakan perjuangan dia bisa sampai menjadi mahasiswa UIN Maliki Malang.
Semua siswa pasti bermimpi bisa mendaftar SNMPTN dan diterima
melalui jalur itu. Begitu pula dengan Yukha. Dia menjadi salah satu dari 75%
anak dari jurusannya yang bisa mendaftar SNMPTN. Saat itu ia memilih UM
Teknologi Pendidikan untuk menjadi tempatnya melanjutkan pendidikan. Namun,
rupanya rezekinya bukan di situ. Maka ia mencoba lagi di SBMPTN. Berhari-hari
dia mengikuti bimbingan yang diadakan oleh madrasah, dan menurutnya, soal SBM
bisa dia kerjakan dengan baik. Namun, sekali lagi, Tuhan belum menghendaki.
Sebari meratapi kegagalannya itu, dia menunggu pengumuman SPAN-PTKIN dengan
kampus UIN Malang sebagai pilihan utama. Sekali lagi, Tuhan mengujinya dengan
kegagalan melalui jalur ini. Saat itulah dirinya mulai putus asa. Tiga kali
ditolak pasti menimbulkan perasaan kacau dalam hati seornag remaja. Tapi, dia
tidak tinggal diam. Dia memutuskan untuk ikut seleksi tulis UM-PTKIN dengan
pilihan pertama Akhwalus Syakhsiyah UIN Maliki Malang. Rupanya, di sanalah
takdirnya. Kabar gembira itu dia sambut dengan ucapan syukur yang tiada henti
dan perasaan bahagia yang membumbung tinggi. Meski mungkin impiannya pertama
kali bukan di UIN, namun, dia mencoba ikhlas untuk melanjutkan pendidikannya di
tempat yang telah ditentukan Tuhan. “Rasa syukurku itu tak terhingga, Bi.
Ditambah lagi UKT ku hanya berjumlah sedikit. Mungkin inilah imbalan dari
kegagalan yang aku terima selama tiga kali berturut-turut.” Tuturnya
Semua itu tentu tak lepas dari dukungan dan doa dari orang-ornag
terdekatnya, terutama ibu dan abinya yang selalu memberikan support, “Terima
kasih buat Ibu, Abi, adik-adikku, teman-temanku, guruku dan semuanya yang sudah
mendoakanku.” Bagi Yukha selama ini, orang-orang terdekatnya adalah sebagai
motivator dan isnpirasinya dalam menjalani hidupnya.
kok mengharukan ya ? hahahah
ReplyDelete