Almamater baru (Edisi Revisi)

Apa kabar Dunia? Apa Kau masih baik-baik saja hari ini? Lebih baik dari kemarin atau justru memburuk?
MABA UM 2016 S1 Bahasa dan Sastra Indonesia
PKKMB hari ke-1
Pagi ini tidak ada hal terindah yang bisa ku lihat selain senyum indah di wajah bapakku. Aku sudah hijrah ke pondok pesantren di Kota Malang sejak akhir Juli lalu. karena aku harus masuk PKKMB pukul 6.30, dengan senang hati bapak rela menjemputku dari pondok dan mengantarku ke kampus. Awalnya aku berudsha menolak. Khawatir kalau beliau kelelahan PP setiap pagi Malang – Sidorejo. Tapi, mau bagaimana lagi, beliau memaksa. Aku pun mengiyakan.
Yah, setelah mengaji aku langsung touch up dan segera berlari turun dari lantai tiga. Waktu sudah menunjukkan pukul 05.45 WIB. “Bapak pasti sudah menungguku di depan gang,” pikirku. Benar saja, beliau sudah menunggu bersama sepeda tuanya di sana. Sepeda 97-an yang menjadi kuda bajaku sejak MTs. Mengantarku kemana saja aku mau. Ikut menorehkan kenangan-kenangan indah sepanjang perjalananku. Begitu melihatku muncul dari dalam gang, beliau langsung tersenyum. Senyum yang sangat manis, bahkan belum pernah aku melihat senyum semacam itu sebelumnya. Dengan mata yang berkaca-kaca, mungkin karena saking bahagianya melihatku memakai almamater berlogo Universitas Negeri Malang. Dengan rok hitam, kemeja putih, kerudung putih, dan sepatu fantovel yang baru saja ku beli. Meskipun murah tapi lumayan lah. Hehe :D
Sebelum berangkat, Bapak mengeluarkan kotak makanan untuk bekalku. Ini juga karena ibu sangat sayang padaku. Ngotot bawain aku bekal buat makan siang. Padahal kalau pagi, aku di pondok udah sarapan. Siang pun, aku juga bisa lagi. Tapi, kata ibu “Bawa bekal saja, biar nanti bisa langsung makan kalau pulang dari kampus.” Lauk special kesukaanku, Mie Goreng ala Bu Ninik. :D
Aku diantar sampai depan fakultas. Malu? Tidak. Kalau dulu waktu Aliyah, aku marah-marah ketika diturunkan di depan gerbang, sekarang aku justru bangga Bapak dapat mengantarku sampai depan graha cakrawala. Tukang batu itu baru pertama kalinya masuk UM. Selayaknya orang tua lain, beliau pasti ingin melihat kampus tempat anaknya menuntut ilmu. Setelah bersalaman, beliau langsung memutar sepedanya pulang. Sayang sekali, ibu absen melihatku mengenakan almamater untuk pertama kalinya.
Ketika upacara pembukaan PKKMB, air mata ini menetes dengan sendirinya. Rasanya bercampur aduk antara bahagia, bangga, tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Begitulah istilahnya. Apalagi ketika menyanyikan Mars UM dan Hymne UM “Panjatkan puji syukur, pada Tuhan yang Esa, untuk UM tercinta…” sesak rasanya dada ini. Ku lihat beberapa orang teman di sekitarku juga mengusap air matanya. Mungkin yang mereka rasakan sama sepertiku. Sepanjang hari pertama PKKMB itu, tiada lagi kata yang bisa aku tuliskan kecuali kata BAHAGIA!
Hingga sesampainya aku di pondok, langsung ku rebahkan diri di karpet dan meluruskan kaki yang baru saja berjalan dari alun-alun ke timur pasar besar di bawah teriknya matahari. Setelah agak tenang, barulah aku buka bekal dari ibu dan mengajak teman-teman di kamarku untuk makan bersama.
Ingin sekali aku menceritakan semuanya pada ibu dan bapak. Karena setiap pulang sekolah dulu, aku selalu menceritakan hal-hal indah yang bisa membuat mereka bahagia. Tapi, di sini aku hanya bisa menceritakannya pada lembaran-lembaran kertas. Menelfon beliau berdua dan bercerita sekedarnya. Karena keterbatas waktu dan pulsa.

PKKMB hari ke-3

Hari terakhir PKKMB universitas. Bisa dibilang, hari terakhir ini seperti sedang menonton konser di graha cakrawala gratis, seharian, beragam penampilan pula. Penuh dengan kebahagiaan dan teriakan. Graca pecah! Begitulah. Meskipun aku sempat ditegur kakak-kakak BEM karena aku ketiduran, tapi, aku tidak ketinggalan menyaksikan demo kakak-kakak UKM kok. Yah, meskipun aku harus kecewa karena UKMP yang aku tunggu-tunggu tidak menunjukkan aksinya. Hehe :D
The most important adalah peringatan detik-detik proklamasi tepat pukul 10 yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh paduan suara UM. Lebih bikin merinding lagi ketika salah satu mahasiswi FS membacakan sebuah puisi untuk negeri tercinta Indonesia. Tiba-tiba saja aku merindukan suasana upacara bendera di stadion Gondanglegi yang dinaungi teriknya mentari. Maklumlah, 6 tahun berturut-turut aku selalu mendapat undangan upacara kemerdekaan di stadion Gondanglegi. Iyalah, kan aku siswa Gondanglegi. haha :D
Suasana semakin meriah ketika pertunjukan operet dimainkan oleh UKM Blero. Pertunjukan yang merupakan perpaduan antara seni tradisional dan modern ini sukses membuat peserta PKKMB bersorak gembira, hingga berdiri dan menyanyi bersama. Tidak selesai di situ, penampilan terakhir ditutup oleh UKM Jonggring Salaka yang mempertunjukkan kemampuan mereka turun dari atap graha cakrawala ke hall. Kejutan yang mereka berikan adalah bendera merah putih raksasa yang ditarik ke atap graca dengan iringan Lagu Indonesia Raya. Setelah bendera diikatkan, seluruh pengisi acara naik ke panggung, dan semua bernanyi bergembira bersama. Maka berakhirlah sudah kegiatan PKKMB universitas sekitar pukul 13.40 WIB.
PKKMB hari ke-4
Setelah tiga hari di graca, PKKMB berpindah ke aula Fakultas Sastra, atau biasa disebut dengan AFA. Pagi itu aku bangun agak kesiangan. Jadinya, rutinitas mencuci baju sebelum subuh aku skip dan langsung mandi, ganti baju, touch up. Takut kalau sampai telat, karena pengumumannya masuk pukul 06.15 WIB. Benar saja, sesampainya di UM, di beberapa fakultas sudah terlihat peserta berbaris. Ditambah lagi, aku nyasar ke FIP, beruntung aku tidak telat hari itu.
Rasanya, hatiku kembali melting, saking terharunya disambut oleh Bu Dekan FS dan para Wakil Dekan. Aku benar-benar menjadi maba fakultas sastra. Batinku. ya Iyalah. :D :D Hari pertama dapat apa ya?? Dapat banyak hal lah. Yang pasti, aku dapat teman-teman baru, bisa mengenal keluarga besar FS, dan dapat konsumsi makan siang. :D Berhubung aku sudah dibekalin sama ibuk, jadi konsumsinya dimakan Mbak-mbak kamar. barakallah deh jadinya.. :D :D

PKKMB hari ke-6
The last day. Terakhir PKKMB justru kesiangan parah. Di Masjid udah qiro'ah aku baru bangun. Ditambah dengan kamar mandi yang penuh semua. Antri parah. Rasanya pingin nangis. Setelah dapat kamar mandi, buru-buru mandi secepat kilat dan langsung ganti baju, sekalian bedakan, pakai pelembab, handbody lotion, tanpa menyisir rambut. hehe :D kan pakai kerudung, jadi gabakal ada yang tahu kalau nggak sisiran. Begitu selesai, langsung turun ke aula sekalian bawa tas. Ketika Gus ku datang, langsung aku beranikan maju meskipun agak gagap karena belum lancar. Astaghfirullah. Setelah itu langsung pakai sepatu dan menuju gang. Ternyata, bapak belum datang. Ah, lengkap sudah rasanya. Beruntung, bapak datang tepat pukul 5.45, dan aku bisa sampai di AFA pukul 6.10 WIB. Yey ga jadi telat.
By the way, dihari terakhir ini aku sudah tahu teman-teman yang akan satu kelas denganku nanti. Ternyata, mereka adalah anak-anak yang menyenangkan. Maklumlah, anak sastra MBois gituu lho.. Hihihi :D PKKMB resmi ditutup hari ini. Sebelum pulang, aku sempatkan melihat pertunjukan kecil di halaman gedung D8. Beginilah anak sastra, dimanapun dapat dijadikan tempat berkarya, tempat menghibur, dan tempat mengembangkan imajinasi. Salam ala sastra! ululululu.

Begitulah ceritaku tentang PKKMB selama 6 hari, meskipun tidak bisa mewakili kebahagiaanku yang sebenarnya, dan tidak dapat kuceritakan semuanya.
Dear Allah,
Sebagaimana Kau memberiku kebahagiaan padaku selama 6  hari ini, semoga Kau juga memberi bapak dan ibukku kebahagiaan di sana. Sekalipun aku tiada bersama mereka. Sekalipun mereka hanya berdua di rumah, tapi, buatlah suasana sekeliling mereka penuh dengan cinta. Beri kami kekuatan yang lebih, kesabaran yang lebih, dan keikhlasan yang lebih banyak. Kami sedang berjuang bersama, Ya Rabb, maka mudahkanlah. Ibu Bapak, aku sayang Kalian selamanya uhibbukuma fii ayyi haalin kuntuma (Aku mencintai Kalian bagaimanapun keadaan kalian). Kita berjuang sama-sama, ya…
Tetep sehat dan gemuk ya.. :D :D 
Hanya ini yang bisa aku ceritakan sekarang, agar bisa menjadi pengingatku ketika di pertengahan jalan nanti semangatku mengendur. Kisah-kisah lain di balik keberadaanku di UM, akan aku ceritakan ketika aku sudah berhasil menjadi sarjana. J
Nurul Furqon, 20 Agustus 2016 
5.55 PM
Bee
Kepo dengan kampus saya?? kunjungi : http://www.um.ac.id/
Kepo dengan Fakultas saya?? Kunjungi : http://sastra.um.ac.id/
Atau kepo dengan jurusan saya?? Kunjungi saja : http://jsi.sastra.um.ac.id/


Comments

  1. budeeee pingin nangis rasanya pas baca. sudah bisa dipastikan bude nulisnya pake hati, dan alhamdulillahnya bisa nyampe juga isinya ke hatiku. wkw semangat kuliahnya bude sayang. doakan aku cepat nyusul jadi dokter hebat nanti. amin

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Resensi Novel “Hujan” Karangan Tere Liye

Perjuangan Tanpa Batas Sang Jenderal (Review Film Jenderal Soedirman)

Kirab Haul Mbah Sogol: Momentum Memutar Ulang Sejarah