Hai, Lama Tidak Berjumpa!
Hai, lama kita tidak saling sapa. Apa kabar kamu? Masih baik-baik saja, kan? Begitu banyak fase hidup yang kita lewati dan tanpa sadar sekarang itu sudah menjadi kenangan saat ini. Tanpa sadar juga, kita sudah melewati beberapa babak berbeda yang terkadang sangat melelahkan. Nggak papa, begitulah semesta bekerja. Berterima kasihlah kepada dirimu sendiri sebab dia sudah berbaik hati menemanimu melewati semuanya. Kamu hebat, kamu luar biasa!
Aku pun demikian. Terima kasih, Diriku sudah kuat hingga
titik ini. Laju hidup yang dua tahun terakhir ini tak cukup ramah sudah
menempaku menjadi segalanya. Mungkin kekuatan dan kehebatan itu memang tak
tampak dan sering tidak aku sadari. Namun, keberadaanku yang ceria hingga saat
ini adalah bukti bahwa aku melalui semuanya dengan baik. Ya, meski harus
sesekali berlari, sembunyi, bahkan menangis.
Pun kepada hatiku, terima kasih karena telah berusaha pulih
meski harus teriris berkali-kali. Seringkali aku mendengar orang berkata,
"perasaan yang ada di hati kita itu anugerah". Lalu, lambat laun anugerah
yang awalnya indah itu menjadi luka, terkadang aku mulai goyah, apa Tuhan
sejahat itu menanam benih yang bagus lalu menurunkan hujan deras untuk
membuatnya busuk? Aku rasa tidak. Ada dua kemungkinannya: aku yang lalai
merawatnya atau benih itu memang tidak cocok ditanam di tanah hatiku. Namun,
aku percaya pada opsi kedua, Tuhan akan menyemai benih berulang kali hingga
menemukan bibit yang paling pas untuk tumbuh subur di sana. Iya, kadang Tuhan
sebercanda itu, kan? Inilah bagian dari perjalanan hidup.
Bagaimanapun, terima kasih, Tuhan untuk perjalanan dua tahun
terakhir yang amat melelahkan bagiku. Aku tak menyadari telah naik-turun bukit
dan lembah sepanjang itu hingga akhirnya aku lelah dan berhenti. Jika tanpa
pertolongan-Mu, mungkin aku telah hilang ditelan ketidakwarasan. Rasa sakit,
kecewa, marah, semoga semua bisa menjadi bekal hidup yang cukup untuk tumbuh di
kemudian hari.
Catatan 23/3/2022
Comments
Post a Comment