Saat Ini
Saat ini, aku masih membayangkan hari itu,
meski aku baru akan melewatinya beberapa bulan lagi. Ya, beberapa bulang lagi.
Peristiwa yang sama pernah merenggut dua kehidupanku. Ketika orang bijak
berkata perpisahan bukan akhir dari segalanya, atau setelah perpisahan pasti
ada perjumpaan atau yang lain sebagainya. Semua kata orang bijak itu
bertentangan dengan apa yang aku alami selama ini.
Wisudah, seharusnya menjadi hari paling
membahagiakan karena akhirnya kita bisa berada di titik finish perjuangan kita.
Tapi, hari itu menjadi hari dimana aku ditinggalkan dan meninggalkan apa yang
selama ini aku nikmati.
Kau pernah mendengar cerita cinta antara aku
dan sahabatku? Dia sahabat yang aku cintai. Aku mencintainya. Ku anggap dirinya
separuh dari kehidupan yang aku miliki. Ku berikan apa yang aku miliki dan ku
lakukan yang terbaik untuknya di setiap detik yang diberikan oleh tuhan. Aku
berdoa bahwa meski kita terpisahkan jarak, kasih sayang kita akan tetap sama.
Nyatanya, kita berpisah dengan cara menyakitkan. Perpisahan kita di hari
wisudah itu sejatinya perpisahan hati kita juga. Meski aku percaya bahwa akan
ada hari dimana hati kita bertemu kembali, namun, justru yang terjadi kita lost
contact. Aku kehilangan dirinya dan hatiku yang telah ia bawa meski dirinya tak
pernah kehilangan diriku.
Persitiwa yang sama merenggut orang yang aku
sayang untuk kedua kalinya. Tentang sahabatku itu, aku tetap menyimpannya
sampai sekarang. Dalam sebuah ruang pendingin yang akan memanas sewaktu-waktu
dia menginginkanku kembali. Kali ini, ceritanya antara aku dan seniorku. Aku
sering menceritakan ini pada banyak orang. Aku rasa, akan lebih baik jika aku
tak menceritakannya kembali. Yang jelas, kehilangan yang sama seperti saat aku
kehilangan cinta pertamaku kembali menanungi hatiku. Awalnya, semua terlihat
normal dan baik-baik saja. Tapi, setahun kemudian semuanya mulai terlihat berbeda.
Dia memiliki kehidupan sendiri yang aku tak bisa menyentuhnya meski pun dia
berkubang dalam kehidupanku. Begitulah adanya.
Dan sekarang aku terbayang bagaimana jika
peristiwa yang sama akan merenggut kesayanganku dari kehidupanku. Aku bisa melupakan
cinta pertamaku atau seniorku itu. Namun, untuk kali ini, jika aku ditinggal
olehnya maka hanya akan tersisa air mata. Karena dirinya telah terukir dalam
keabadian. Setiap perjumpaan akan
diakhiri perpisahan, tak ada yang kekal bersama di dunia ini. Kecuali makhluk
dan tuhannya. Namun, untuk lepas dari pengaruh akan mengingat tentangnya
rasanya sulit. Sesulit aku mengumpulkan air laut dengan sedotan. Dia bisa
melakukannya. Namun, aku tidak. Ya, dalam setiap relasi yang terjalin. Kasih
sayang akan merangkap di dalamnya. Dan dalam setiap kasih sayang yang
sebenarnya, tak ada yang namanya sakit hati dan benci. Tak setiap orang yang
kau jumpai bisa memberikannya. Ketika aku mendapatkannya sudah tentu aku tak
akan sudi jauh darinya. Tapi, di dunia ini tak ada yang abadi. Aku bukan
siapa-siapanya dan aku yakin hanya doa yang bisa mempertemukanku dengannya.. J
25/7/15
22:24
Comments
Post a Comment